Rakor perdana 2019


Kemarin akhir januari 2019 kami mengadakan rapat koordinasi (rakor) untuk pertama kalinya. Pertama kali di awal tahun 2019 sekaligus pertama kali bersama kepala kua kec. Pulung yang baru. Rakor ini bersifat pleno, yang dihadiri 8 penyuluh bersama dengan kepala KUA.

Edi Muhtarom, S.Ag adalah bos kami yang baru. Sebelumnya beliau menjabat di kantor KUA kec. Sampung. Bersama pak edi kami akan menjalankan fungsi kami sebagai penyuluh setidaknya untuk 1 tahun ke depan, mengingat ini adalah tahun terakhir kontrak kami. Tentu berharap juga di periode tahun depan kami masih bisa dipertahankan sebagai penyuluh, aamiin.

Rakor ini pada intinya adalah untuk perkenalan & keakraban. Karena beliau baru di kec. Pulung ini maka pak Edi ingin mengetahui wilayah, potensi, problematika, dan semua hal yang terkait dengan keagamaan. 

Kami berdialog tentang banyak hal, salah satu diantaranya adalah tentang pemberdayaan di bidang ekonomi. Nah di menit ini yang membuat saya langsung ON. Pak Edi bercerita bahwa beliau dulu pernah mengadakan pelatihan produksi kripik tempe. Berita baiknya produksi itu masih exis sampai sekarang.

Di kecamatan kami kegiatan agama cukup masif. Dimulai dari yang muda sampai lanjut usia. Ada dari ansor, banser, ipnu, ippnu, fatayat, muslimat, dll. Masing-masing unit organisasi mempunyai kegiatan keagamaannya. 

Artinya ini semua adalah sumber daya manusia (SDA). Jika SDA ini dibekali dengan skill (kemampuan) tentang keahlian membuat  serta menjual produk / jasa, maka akan ada perputaran uang di lingkup wilayah. Hal ini akan meningkatkan daya beli masyarakat. Tentu berdampak pada peningkatan kesejahteraan.

Wacana ini ingin saya angkat lebih jauh. Seperti yang kita ketahui, setiap kegiatan keagamaan sudah pasti membutuhkan pembiayaan. Biasanya adalah iuran anggota, di sisi lain ada anggota yang berfikiran "wis dikon melu kegiatan malah kon bayar meneh!". Nah kegiatan di bidang ekonomi ini akan menjadi jawabannya.






Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Leave A Comment...