RADIKALISME (Arti, Sejarah, Ciri)
Taufik Singgah
20.12
RADIKALISME
Pengertian
Radikalisme Secara Umum
Radikalisme adalah suatu ideologi (ide atau gagasan)
dan paham yang ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan politik dengan
menggunakan cara-cara kekerasan/ ekstrim. Inti dari tindakan radikalisme adalah
sikap dan tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang menggunakan cara-cara
kekerasan dalam mengusung perubahan yang diinginkan. Kelompok radikal umumnya
menginginkan perubahan tersebut dalam tempo singkat dan secara drastis serta
bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku.
Radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme karena
kelompok radikal dapat melakukan cara apapun agar keinginannya tercapai,
termasuk meneror pihak yang tidak sepaham dengan mereka. Walaupun banyak yang
mengaitkan radikalisme dengan Agama tertentu, pada dasarnya radikalisme adalah
masalah politik dan bukan ajaran Agama.
Sejarah
Radikalisme
Pada dasarnya radikalisme sudah ada sejak jaman
dahulu karena sudah ada di dalam diri manusia. Namun, istilah “Radikal” dikenal
pertamakali setelah Charles James Fox memaparkan tentang paham tersebut pada
tahun 1797. Saat itu, Charles James Fox menyerukan “Reformasi
Radikal” dalam sistem pemerintahan di Britania Raya (Inggris). Reformasi
tersebut dipakai untuk menjelaskan pergerakan yang mendukung revolusi parlemen
di negara tersebut. Pada akhirnya ideologi radikalisme tersebut mulai
berkembang dan kemudian berbaur dengan ideologi liberalisme.
Seperti yang disebutkan pada pengertian radikalisme
di atas, radikalisme seringkali dikaitkan dengan agama tertentu, khususnya Islam.
Hal ini dapat kita lihat dari adanya kelompok ISIS (Islamic State of Iraq and
Syria) yang melakukan teror terhadap beberapa negara di dunia dengan membawa/
menyebutkan simbol-simbol agama Islam dalam setiap aksi teror mereka.
Tindakan ISIS dan dukungan dari sebagian kecil umat
Islam terhadap ISIS pada akhirnya membuat sebagian masyarakat dunia menganggap
ISIS merupakan gambaran dari ajaran Islam. Namun, tentu saja hal tersebut tidak
benar adanya karena sebagian besar umat Islam justru mengutuk tindakan keji
yang dilakukan oleh ISIS.
Ciri-Ciri
Radikalisme
Radikalisme sangat mudah kita kenali. Hal tersebut
karena memang pada umumnya penganut ideologi ini ingin dikenal/ terkenal dan
ingin mendapat dukungan lebih banyak orang. Itulah sebabnya radikalisme selalu
menggunakan cara-cara yang ekstrim.
Berikut ini adalah ciri-ciri radikalisme:
·
Radikalisme adalah tanggapan pada
kondisi yang sedang terjadi, tanggapan tersebut kemudian diwujudkan dalam
bentuk evaluasi, penolakan, bahkan perlawanan dengan keras.
·
Melakukan upaya penolakan secara
terus-menerus dan menuntut perubahan drastis yang diinginkan terjadi.
·
Orang-orang yang menganut paham
radikalisme biasanya memiliki keyakinan yang kuat terhadap program yang ingin
mereka jalankan.
·
Penganut radikalisme tidak segan-segan
menggunakan cara kekerasan dalam mewujudkan keinginan mereka.
·
Penganut radikalisme memiliki anggapan
bahwa semua pihak yang berbeda pandangan dengannya adalah bersalah.
Faktor
Penyebab Radikalisme
Mengacu pada pengertian radikalisme di atas, paham
ini dapat terjadi karena adanya beberapa faktor penyebab, diantaranya:
1.
Faktor Pemikiran
Radikalisme
dapat berkembang karena adanya pemikiran bahwa segala sesuatunya harus
dikembalikan ke agama walaupun dengan cara yang kaku dan menggunakan kekerasan
2.
Faktor Ekonomi
Masalah
ekonomi juga berperan membuat paham radikalisme muncul di berbagai negara.
Sudah menjadi kodrat manusia untuk bertahan hidup, dan ketika terdesak karena
masalah ekonomi maka manusia dapat melakukan apa saja, termasuk meneror manusia
lainnya.
3.
Faktor Politik
Adanya
pemikiran sebagian masyarakat bahwa seorang pemimpin negara hanya berpihak pada
pihak tertentu, mengakibatkan munculnya kelompok-kelompok masyarakat yang
terlihat ingin menegakkan keadilan. Kelompok-kelompok tersebut bisa dari
kelompok sosial, agama, maupun politik. Alih-alih menegakkan keadilan,
kelompok-kelompok ini seringkali justru memperparah keadaan.
4.
Faktor Sosial
Masih
erat hubungannya dengan faktor ekonomi. Sebagian masyarakat kelas ekonomi lemah
umumnya berpikiran sempit sehingga mudah percaya kepada tokoh-tokoh yang
radikal karena dianggap dapat membawa perubahan drastis pada hidup mereka
5.
Faktor Psikologis
Peristiwa
pahit dalam hidup seseorang juga dapat menjadi faktor penyebab radikalisme.
Masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah percintaan, rasa benci dan dendam, semua
ini berpotensi membuat seseorang menjadi radikalis.
6.
Faktor Pendidikan
Pendidikan
yang salah merupakan faktor penyebab munculnya radikalis di berbagai tempat,
khususnya pendidikan agama. Tenaga pendidik yang memberikan ajaran dengan cara
yang salah dapat menimbulkan radikalisme di dalam diri seseorang.
Kelebihan
dan Kekurangan Radikalisme
Jangan salah paham, sejak awal artikel ini
menyebutkan bahwa radikalisme merupakan paham yang salah dan banyak
menganggapnya sesat. Namun, di dalam radikalisme juga terdapat kelebihan.
1. Kelebihan
-
Penganut radikalisme punya tujuan yang
jelas dan sangat yakin dengan tujuan tersebut
-
Penganut radikalisme memiliki kesetiaan
dan semangat juang yang sangat besar dalam mewujudkan tujuannya
2. Kekurangan
-
Penganut radikalisme tidak dapat melihat
kenyataan yang sebenarnya karena beranggapan bahwa semua yang berseberangan
pendapat adalah salah
-
Umumnya memakai cara kekerasan dan cara
negatif lainnya dalam upaya mewujudknya tujuannya
-
Penganut radikalisme menganggap semua
pihak yang berbeda pandangan dengannya adalah musuh yang harus disingkirkan
-
Penganut radikalisme tidak perduli
dengan HAM (Hak Asasi Manusia).
Cara
Mengatasi Radikalisme
Berikut ini 4 strategi yang harus dilakukan untuk
memberantas radikalisme yaitu:
1. Meningkatkan
Pemahaman Keagamaan
Radikalisme
disebabkan oleh minimnya pemahaman agama. Belajar agama secara dangkal dapat
memicu mereka melakukan kekerasan, bahkan atas nama agama. Tindakan terorisme
balakangan ini dilakukan dengan cara bunuh diri, misalnya bom bunuh diri, sebab
Islam justru melarang tindakan bunuh diri, sehingga tindakan terorisme dalam
bentuk apapun sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Tindakan terorisme
mengatasnamakan Islam sering mengaitkan perbuatannya dengan jihad, padahal
mereka sebenarnya tidak tahu makna jihad sesungguhnya. Untuk itu kita harus
belajar agama pada yang ahlinya yang tahu betul apa arti jihad sesungguhnya.
2. Membentuk
Komunitas-Komunitas Damai di Lingkungan Sekitar
Pemuda
bisa menjadi pionir dalam pembentukan komunitas cinta damai di lingkungannya.
Komunitas-komunitas tersebut lah yang melakukan sosialisasi ke masyarakat
maupun ke sekolah-sekolah akan bahaya paham radikalisme. Selain itu
komunitas-komunitas ini juga ikut aktif dalam pengawasan sehingga jika dalam
lingkungannya terdapat hal-hal yang mencurigakan terkait penyebaran virus radikalisme
segera melaporkannya ke pihak yang memiliki wewenang seperti tokoh masyarkat
dan tokoh agama.
3. Menyebarkan
Virus Damai di Dunia Maya
Hasil
penelitian terbaru mencatat pengguna internet di Indonesia yang berasal dari
kalangan anak-anak dan remaja diprediksi mencapai 30 juta. Mereka ini
menggunakan internet hanya untuk mencari informasi, untuk terhubung dengan
teman (lama dan baru) dan untuk hiburan. Hal inilah yang menjadi celah bagi
para penyebar paham radikalisme untuk menyebarkan pahamnya di dunia maya. Oleh
karena itu, dibutuhkan aksi dari pemuda sebagai pengguna internet terbanyak di
Indonesia untuk menangkal informasi-informasi yang menyesatkan dengan
mengunggah konten damai di social media seperti tulisan, komik, dan meme.
Sehingga konten-konten damai yang bertebaran di dunia maya dapat mengalahkan
konten-konten radikal yang disebarkan oleh kelompok-kelompok radikal
4. Menjaga
Persatuan dan Kesatuan
Generasi
Muda adalah generasi penerus Bangsa yang mempunyai kemampuan, kepinteran,
Keberanian dan mempunyai tekad yang kuat untuk melindungi Bangsa Indonesia yang
mereka cintai. Generasi muda adalah Warga Negara yang menjadi unsur penting
dalam suatu Negara. Menunjukkan sikap bela Negara para Generasi Muda saat ini
dapat dilakukan dengan menampilkan perilaku-perilaku positif yang sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945 dengan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa
yang bertujuan untuk melawan segala macam paham kebencian dan kekerasan yang
ingin merusak keutuhan NKRI.
5. Menghindari
dan memberantas Hoax
Membiasakan
diri untuk menjaga diri dari berita hoax terutama yang beredar melalui media
social. Oleh karena itu agar selalu melakukan konfirmasi kebenaran atas suatu
berita, tidak mudah diprovokasi dan tidak membagikan berita yang belum teruji
sumber dan kebenarannya.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar
Leave A Comment...